Kamis, 10 September 2009

KIAT BELANJA LEBARAN

Kapan waktu yang baik untuk berbelanja Lebaran?
Kalau terburu-buru, tak jarang kita berbelanja asal sabet
karena barang yang dicari sudah habis, keburu diborong orang.
Lebih mahal dianggap tak masalah, yang penting
bisa berlebaran dengan baju baru. Jadilah
berlebaran dengan ongkos tinggi.
Kapan saat berbelanja yang tepat? Hindari
berbelanja pada saat puncak keramaian.
Puncak orang berbelanja pakaian, khususnya
di Ibu Kota, biasanya terjadi pada minggu ke-3
bulan Ramadhan karena THR biasanya sudah
keluar pada minggu ke-2. Sementara pada
minggu ke-4 masyarakat sudah banyak yang
mulai ‘ngantre mudik.

Jadi, seminggu sebelum Lebaran biasanya
pengunjung toko rada longgar, tapi barang yang
diinginkan sudah banyak yang ompong, diborong
pelanggan lain.
Berbelanja pakaian sebaiknya dilakukan
pada awal Ramadhan sampai pertengahan.
Selain harganya sama murahnya, produknya
masih banyak pilihan, dan suasana toko masih
rada longgar. Jadi, kita bisa berbelanja dengan
tenang untuk mencari yang paling disukai dan
paling murah, tidak asal tembak. Saat itu stok
toko biasanya sudah komplet karena mereka
sudah pesan ke penyuplai beberapa bulan
sebelumnya

Berbelanja makanan, kalau sekedar untuk
keperluan di rumah sebetulnya tak terlalu terikat
waktu. Tapi kalau mau membeli dalam jumlah
cukup banyak, misalnya untuk dibagikan kepada
pembantu, tetangga, atau kaum miskin, kita
bakal berlomba dengan pedagang parcel atau
pembeli dari kantoran,atau lembaga sosial yang
suka membeli dalam jumlah banyak. Mereka
biasanya sudah menumpuk barang sejak awal
bulan.
Tak heran kalau di Ramayana, misalnya,
puncak berbelanja terjadi pada minggu ke-3
atau ke-4, sementara Makro puncak berbelanja
terjadi pada minggu ke-1 atau ke-2, melayani
para pedagang dan pemborong. Jadi,
perhitungkanlah sesuai keperluannya.

Harga Obral…, Promosi Betulan?
Selama Ramadhan, hampir semua orang
berbelanja, butuh pakaian, butuh makanan dan
toko pasti ramai. Kalau selalu ramai, kenapa
toko menawarkan harga promosi, toh, dengan
harga biasa pun pasti laku? Apakah ini betul-betul
harga promosi, atau promosi bohongan sih?
Masih selalu ada suara miring yang meragukan
harga promosi ini.
Sebetulnya, toko melakukan promosi harga
itu utamanya untuk berperang memperebutkan
konsumen. Kalau tokonya tak melakukan
promosi harga maka konsumen bakal menyerbu
ke toko tetangganya yang berharga lebih miring.
Demikian sebaliknya. Jadi, promosi itu adalah
sarana berperang di antara para pedagang itu
sendiri. Kita sebagai konsumen, ya, nikmati saja
penawaran harga murahnya.
Selain barang standar, selama Ramadhan
banyak juga dijual produk yang didesain
semacam gift atau barang hadiah, seperti
biskuit, kue-kue, aneka sirop, dan barang
nonfood seperti mukena dan sajadah. Bila kita
telah cocok dengan produk dan harganya,
jangan tunda membelinya.

Barang menarik begitu suka jadi incaran
pemborong. Besok lusa bisa tiba-tiba hilang
diborong kantor ini atau pedagang parcel itu.
Barang-barang kecil, murah, menarik (food
ataupun nonfood) juga sering kena borong
perusahaan tertentu untuk dibagikan kepada
karyawannya. Kalau ada barang impor yang
bagus dan murah, ini juga sasaran untuk
pembelian cepat. Umumnya importir tak
gampang mengimpor lagi barang tambahan.
Jika kehabisan, ya, mesti cari barang pengganti
lainnya.
Tentu saja semua pembelian ini harus sudah
diperhitungkan harganya. Jika masih mahal,
tahan dulu. Toko biasanya akan segera
menurunkan harganya jika barang itu tidak laku.
Apalagi kalau bukan barang rutin, yang kalau
setelah masa Lebaran masih ‘nyisa stoknya, tak
bakal laku dijual. Percayalah, harga bakal turun,
atau kalau tidak, toko bakal ketiban barang dead
stock.

Promosi untuk produk pakaian, relatif sama
strateginya. Toko biasanya sudah memesan
produk promosi dari penyuplainya jauh hari
sebelum Lebaran. Aneka blazer,misalnya,
diorder dalam jumlah banyak, lalu di-display di
tempat strategis (area promosi). Bisa
dipastikan, bila barang ditaruh di area promosi
dengan stok ‘numpuk, harganya biasanya lebih
miring karena ada diskon kuantitas dari
penyuplainya. Jadi, cari dulu barang-barang yang
di-display massal, ‘numpuk.
Kalau sama sekali tak ada yang cocok,
carilah di rak reguler dengan model yang
menarik, tentu dengan harga reguler pula, harga
standar, atau malah rada mahal.
Pada musim lebaran, tak banyak toko yang
cuci gudang barang-barang lamanya. Itu
merugikan sendiri, lagi pula promosi cuci gudang
itu biasanya ada musimnya sendiri.
Mau membeli paket atau bingkisan lebaran?
‘Naksir yang murah atau yang indah, diperlukan
kehati-hatian. Sebaiknya pilihlah paket yang
mencantumkan daftar isinya. Dengan begitu,
kita bisa menghitung dulu, berapa rupiah harga
isi paketnya, dan berapa harga bungkus beserta
ongkos mendesainnya. Kalau cukup logis,
ambillah. Dulu, gaya paket begini dipelopori oleh
Makro.

Hati-hati jangan membeli bingkisan lebaran
yang terlalu indah, tapi tak tahu pasti berapa
banyak isi barang di dalamnya. Apalagi kalau
seperti disamar-samarkan atau ditutup-tutupi
dengan kertas hiasan. Jangan-jangan harga
mahal bingkisan itu kebanyakan untuk biaya
bungkusnya. Perlu diwaspadai pula, ada
bingkisan makanan yang diisi produk kedaluwarsa.
Hati-hati, pilihlah toko yang bisa
dipercaya.


 NB: BELANJA NYA DI PASAR TERADISIONAL AJA YA.....!

CINTAILAH PRODAK DALAM NEGRI  ...( amin )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar